Minggu, 18 Oktober 2015

Caddies Cantik dan Prestasi Golf Indonesia


Juara Dunia Golf Tiger Wood (kanan), selalu berdiskusikan dengan caddienya Steve Williams, kemana bola diarahkan. Photos: AP   

 Masihkan, pegolf-pegolf profesional mendatang tetap berasal dari caddie? Sebelum era 1990-an, caddie masih mendominasi persaingan di tingkat golf pro, baik regional maupun internasional. Kenapa hal itu kita pertanyakan? Karena kini, seiring dengan perkembangan nilai, peran caddie pria terus tergeser oleh enaga2 perempuan. Dari segi teknik, fisik dan kesempatan, dalam mengembangkan kemampuan bermaik golf (khususnya di Indonesia. Red.), tak sebaik dan seinten caddie-caddie pria. Malah sebaliknya, kini yang banyak muncul tuduhan-tuduhan miring atas caddie perempuan. Namun, semua tergantung individu masing-masing mereka. Karena caddie perempuan yang baik dan benar-benar konsen atas profesinya juga banyak.
 Menurut info yang saya terima, fee resmi caddie wanita, sekarang Rp100-200/jam (untuk main 18 hole diperlukan waktu 2 jam). Tapi, kalau lagi beruntung, melayani pemain yang baik dan murah hati, selain fee resmi dari Golf Coursenya, caddie wanita ini tak jarang memperoleh tip yang besarnya bervariatif, mulai Rp.500rb hingga Rp1juta.
Era tahun 1970an, hampir di semua golf course Indonesia yang saat itu belum banyak seperti sekarang, berhasil menelorkan pegolf-pegolf profesional tangguh, yang kesemuanya dari caddie. Dari Surabaya, misalnya, ada nama-nama seperti Gimin Suwirja, Buari, dan generasi berikutnya Ponari. Pada tahun-tahun itulah, saya (penulis.Red.) yang sempat jadi caddie, sebelum jadi Kepala Caddie di Yani Golf Club (YGC) Surabaya, ikut membina dua pegolf tersebut, sejak masih sangat junior. Saya diserahi untuk mengawasi, jadwal latihan, serta pola makan mereka, yang sudah disesuaikan dan disusun oleh Bidang Pembinaan YGC waktu itu, seorang dokter bernama Probo Hoesodo. Dari 12 caddie junior yang kita siapkan itu, 60% berhasil menelorkan pegolf-pegolf profesional tangguh, di antaranya Gimin dan Buari itu, yang berhasil melanglang ke berbagai kejuaraan golf internasional, untuk peringkat dunianya.
Kini, setelah puluhan tahun saya tidak lagi ‘main-main’ ke padang golf, tidak tahu persis perkembangan golf Indonesia, terutama setelah fungsi caddie pria digantikan oleh wanita ("Hallo apa kabar, teman-teman yang bermain, atau meliput cabor Golf...?"). Padahal,  sesuai pengamatan saya, caddie pria selain bisa dijadikan adviser di lapangan, sekaligus sebagai teman diskusi dan tutorya, baik saat latihan, maupun dalam kejuaraan. Caddie yang hampir setiap hari meyusuri lapangan golf sebanyak 18 hole, dengan jarak tempuh sekitar 6500 yard,  (tiap hole memiliki panjang fairway rata-rata 350 yard)tentu sangat faham betul lika-liku dan karakter di masing-masing hole. 
Caddie, lebih tahu, apa yang harus dilakukan pemain, mulai dari tee box (pukulan pertama) hingga finishing game, termasuk bagaimana melakukan fairway shot, bunker shot (wilayah rintangan berbentuk kubangan pasir putih) sekaligus petunjuk stic,k nomor berapa atau jenisnya. Demikian juga saat finishing game di green, untuk melakukan putting. Caddie paling hafal karakter dan kemiringan di masing-masing green, atau lapangan berumput halus itu. Kemana arah  pukullan atau dorongan putter, agar bola menggelinding melingkar masuk ke lubang (hole). Jadi, caddie bukan sekedar pembantu yang hanya membawakan bag stick yg beratnya hampir 15kg itu, namun arah dan kecepatan anginpun menjadi perhitungan caddie untuk memberitahukan kepada pemainnya.

Caddies Wanita Indonesia

Caddies Wanita Vietnam





Ditulis oleh: Sulaiman Sayid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar